Dalam sejarah terdapat 2 konsep berpikir,yaitu Berpikir diakronik dan Berpikir sinkronik,berikut penjelasanya :
1. Berpikir Diakronik
Berpikir sejarah diakronis berasal dari kata diakronik atau diachronich; (diachronich, terdiri dari dua kata, yaitu “dia” dalam bahasa latin artinya melalui/melampaui dan “chronicus” artinya waktu). Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang.1. Berpikir Diakronik
Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam menganalisis sesuatu. Kronologis adalah catatan kejadian-kejadian yang diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda yang terkait peristiwanya. Sejarah itu ilmu diakronis, yang mementingkan proses, sejarah akan membicarakan suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu tempat tertentu sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Melalui pendekatan diakronis, sejarah berupaya menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan mengapa keadaan tertentu lahir dari keadaan sebelumnya atau mengapa keadaan tertentu berkembang/berkelanjutan. Sebagai contoh memahami proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan menelusuri perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia sejak masa penjajahan Belanda pada abad ke-17. Oleh karena itu cara berpikir diakronis sangat mementingkan proses terjadinya sebuah peristiwa.

2. Berpikir Sinkronik
Berpikir sejarah secara sinkronis yaitu berpikir meluas dalam ruang
tetapi terbatas dalam waktu. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam
ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada struktur, artinya
meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu
pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk
membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi
pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti
itu. Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang
ada didalam waktu yang panjang itu. Sebagai contoh berpikir sinkronis
yaitu peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dengan
menguraikan berbagai aspek, seperti aspek sosial, ekonomi, politik, dan
hubungan internasional. Berpikir sinkronik merupakan cara berpikir yang
khas ilmu-ilmu sosial.
Komentar
Posting Komentar